Tujuh Tahun Keliling Indonesia dengan Bersepeda

DeTAK ANEKA EDISI 143

Tampak Solehudin (kiri) bersama Pemimpin
Umum Tabloid DeTAK, Syaifudin HM
 


Palangka Raya, DeTAK - Berawal dari penderitaan akibat penyakit folio yang menyebabkan dirinya lumpuh total selama tiga tahun, pria muda ini dibekali dengan keinginan (nazar) untuk melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia jika sembuh dari penyakitnya. Selama tujuh tahun mengelilingi Indonesia, berbagai suka dan duka dilaluinya. Bertemu dengan para pejabat daerah, terpesona dengan Kota Balik Papan, Batam dan Bali, terkesan dengan masyarakat Palangka Raya dan Aceh, merupakan serangkaian pengalaman yang menghiasi perjalanannya.
Solehudin, pria 24 tahun asal Tasik Malaya Jawa Barat, Jumat (1/10) pekan lalu, singgah di Kantor Tabloid Mingguan DeTAK di Jl.Panglima Batur no.5A Kota Palangka Raya. Kunjungan tersebut merupakan rangkaian perjalanannya mengelilingi Indonesia, yang dimulai dari kampung halamannya sejak Januari 2004 silam.
Pria muda ini tergolong unik, atau bisa dibilang luar biasa, karena mampu mengelilingi Indonesia hanya dengan sebuah sepeda. Petualangan itu sudah dilakoninya selama 7 tahun. Ini sebuah perjalanan fantastik, dalam waktu selama itu Solehudin terpisah dengan keluarga dan mengembara di 32 provinsi yang ada di negeri ini. Kalimantan Tengah merupakan provinsi yang ke 32 yang dikunjunginya. Dan rencananya pekan ini, dirinya akan mengakhiri petualangan tersebut di Kalimantan Barat, provinsi ke 33 yang akan menjadi akhir dari rangkaian perjalanan itu.
Kepada DeTAK, Solehudin banyak berbagi pengalaman tentang suka duka dalam mengarungi perjalanannya. Diawali dari tanah kelahirannya, Tasik Malaya, pria ini memulai perjalanannya sekitar tujuh tahun lalu, tentu saja setelah mengantongi Surat Jalan dari Gubernur Jawa Barat saat itu. Tiba di Jakarta dan bertemu dengan beberapa menteri dan pejabat setempat.
Seperti saat berada di Jakarta, disetiap kota yang dilaluinya pasti mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pejabat-pejabat setempat. Mulai dari gubernur, walikota, bupati, Dandrem, Kapolda, Dandim, serta pejabat lainnya.
Tidak hanya itu, berbagai macam souvenir kenang-kenangan dari daerah yang dilaluinya selama tujuh tahun ini, tak luput dari genggamannya. Sehingga tidak heran lagi, sepeda yang menjadi kendaraannya sudah sarat dihiasi dengan berbagai macam accesories dari berbagai kota.
Menurut Solehudin, selama tujuh tahun perjalanannya, banyak hal menarik telah dialaminya. Mulai dari yang menyenangkan hingga yang menakutkan. “ Yang paling menegangkan ketika saya berada di Irian Jaya tahun 2008, disana saya sempat dicegat oleh kelompok pejuang kemerdekaan Papua, sebenarnya waktu itu saya tidak diperlakukan kasar, hanya dipaksa menurunkan bendera Merah Putih yang selalu terpancang bebas diatas sepeda saya, dari pada celaka terpaksa saya turinin juga”Solehudin mengisahkan.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku terpesona dengan kebersihan dan keindahan Kota Balik Papan, Batam dan Bali. Tiga kota ini merupakan kota paling berkesan dari sekian banyak kota yang dilaluinya. “ Jalan-jalan di Kota Balik Papan sangat bersih dan rapi, ada pula jalur khusus sepeda di jalan raya, dan yang tak kalah menarik pejabat-pejabat di sana tidak gengsi dan banyak yang naik sepeda pada hari-hari tertentu”Ujar Solehudin.
“ Kota Palangka Raya juga merupakan kota yang istimewa bagi saya, soalnya kota ini diwacanakan akan menjadi Ibukota negara, dan kebetulan saya berada disini pada saat yang tepat, sehingga saya bisa menikmati kehangatan di kota yang akan menjadi kota nomor satu di negeri ini”Lanjut Solehudin mantap.
Solehudin mengisahkan pula, saat-saat yang paling mengharukan sepanjang perjalanannya, yakni ketika dirinya harus menginap di tengah hutan yang menakutkan. Tepatnya di jalan lintas sumatera diprovinsi Jambi. Ditengah malam itu, sepanjang sisi jalan kerap dilalui ular-ular besar yang menyeramkan.
Solehudin mengatakan, sekitar Januari 2011 mendatang perjalanannya akan berakhir di Kota Pontianak. Ini merupakan puncak dari petualangan tersebut. Rencananya dia akan kembali ke tanah kelahirannya dan akan menulis buku tentang perjalanannya.(osten)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar