Rp 10 Juta Untuk 100 KK

SUARA SKPD

2010 ini kembali Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palangka Raya mendapatkan bantuan Bahan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (BBR-RTLH) dari pemerintah pusat. Bantuan itu merupakan ulangan dari 2009 lalu. Kala itu Pemerintah Kota (Pemko) juga mendapatkan bantuan yang sama.
Bantuan yang anggarannya berasal dari APBN ini, nantinya akan diperuntukkan bagi 100 kepala keluarga (KK) miskin melalui rehab tempat tinggal mereka.
Satu KK akan mendapatkan bantuan uang tunai sebanyak Rp10 juta. "Sekarang ini kita sedang melakukan penyiapan administrasi dan koordinasi. Dinas Sosial akan bertindak sebagai pendamping ketika bantuan rehab rumah itu disalurkan," ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Palangka Raya Zainur Rakhmani,kala memaparkan ekspose hasil kegiatan Semester I, Senin.
Menurut Zainur, dari hasil pendataan penerima bantuan ini tersebar di Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya. Tepatnya, 19 KK di Kelurahan Pahandut, 22 KK di Kelurahan Langkai, 20 KK di Kelurahan Tanjung Pinang, dan Kelurahan Langkai 14 KK.
Bantuan, lanjut Zainur, akan disalurkan langsung ke rekening penerima. Hanya saja, untuk pengawasan pembangunan Dinsos tetap pada posisi pendamping, mulai saat pembelian bahan bangunan hingga penentuan toko bangunan.
"Tepatnya, Rp9 juta untuk bahan bangunan dan Rp1 juta untuk biaya administrasi dan biaya tukang. Pembangunan rumah juga akan dilakukan secara gotong royong," rinci Zainur.
Satu-satunya kendala yang dihadapi Dinsos, kata Zainur, adalah saat melakukan verifikasi data penerima. Masalahnya, data yang dijadikan rujukan oleh pemerintah pusat mengacu pada data Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya 2007 yang telah dikirim sebelumnya.
"Mau tak mau kita verifikasi lagi. Kami tidak mau larut dengan data tersebut. Hasilnya, banyak warga yang ditemukan tidak lagi miskin, ada yang sudah pindah dan kemampuan ekonominya sudah meningkat. Bahkan, ada yang sudah meninggal," ungkap Zainur.
Selain data BPS, Dinsos juga memverifikasi data dari pihak kelurahan. Hasilnya, data yang dimiliki kelurahan banyak tidak sesuai dengan kriteria penerima bantuan yang ditetapkan oleh Dinsos. "Malah, terkesan data jumlah penduduk miskin di kelurahan banyak yang tidak valid," tandas Zainur lagi. Rencananya, bantuan BBR-RTLH ini akan disalurkan usai lebaran.
Kegiatan lainnya yang juga bantuan dari pusat, sambung Zainur, adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini merupakan program baru yang dilaksanakan di Kota Palangka Raya.
"Semula Kota Palangka Raya tidak masuk dalam daftar penerima bantuan. Tapi, karena usaha yang intensif kita mendapat program ini," bebernya.
Satu keistimewaan PKH ini, terang Zainur, sasarannya bukan untuk kepala keluarga, tapi bagi ibu rumah tangga. Karena itu, syaratnya juga cukup ketat. Misalnya, ibu rumah tangga bersangkutan tidak produktif hamil. "Kalau hamil tidak masuk program ini," kata Zainur.
Syarat lainnya, keluarga penerima bantuan punya anak yang masih menyusui dan anak usia SD atau yang tidak mungkin aktif di luar sekolah. "Bantuan ini bersifat bantuan langsung tuntas bersyarat. Satu KK akan mendapat bantuan sekitar Rp 2 juta," papar Zainur.
Bantuan ini akan melibatkan 13 orang tenaga profesional pendamping hasil rekrutan Dinsos sendiri. "Di 2010 sebanyak 2.984 rumah tangga sasaran akan mendapat bantuan ini," timpal Zainur.
Sementara program bantuan yang berasal dari APBD Kota Palangka Raya, timpal Zainur, mewujud program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Program ini berupa pelayanan perlindungan sosial bagi korban eksploitasi perdagangan perempuan, anak dan KDRT. "Kita lakukan sosialisasi dua kali untuk 100 orang. Kemudian, pemulangan 38 orang terlantar. Empat diantaranya dirujuk ke provinsi," ungkap Zainur.
Selanjutnya, program pelanyanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial. Menurut Zainur, program ini berupa penanganan masalah strategis, seperti stimulan tanggap darurat bagi korban bencana banjir dan kebakaran, pembinaan TAGANA dan pembentukan kampung siaga bencana (KSB).
Kemudian, program pembinaan anak terlantar dan perlindungan penyandang cacat dan trauma. Tentang ini, Dinsos melaukan pengiriman PACA mengikuti diklat di Surakarta Jateng sebanyak 4 orang, pembuatan kaki palsu di Barake dan Korset Solo sebanyak 5 orang, dan pengadaan alat bantu dengan sebanyak 3 buah,kruk 56 buah dan wolker 2 buah.
Sedangkan pada program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya), diwujudkan dalam penertiban tuna sosial, razia gelandangan atau pengemis.
Begitu juga dengan program pemberdayaan kelembagaan berupa pembinaan Karang Taruna, sosialisasi nilai kepahlawanan dan pembinaan 19 panti asuhan. Terakhir, program peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan berupa pendataan rumah ibadah, penyaluran bantuan rumah ibadah, dan memproses peserta pendamping haji Kota Palangka Raya dan ziarah rohani ke Yerusalem. (DeTAK-rickover)

Penduduk Palangka Terbanyak Laki-laki

DeTAK KOTA EDISI 141

Ternyata penduduk Kota Palangka Raya didominasi oleh laki-laki. Jumlahnya mencapai 112.369 orang, sedangkan perempuan 107.854 orang. Untuk sementara jumlah total penduduk Palangka Raya hasil cacah Sensus Penduduk Mei 2010 (SP 2010) sebanyak 220.223 orang dengan sex ratio sebesar 104.
Tampaknya sebaran penduduk masih bertumpu pada kecamatan Induk, yakni Pahandut dan Jekan Raya dengan jumlah urutan penduduk tertinggi, masing-masing berjumlah 77.196 dan 114.109 orang. Sementara laju pertumbuhan penduduknya 3,25 per tahun. Diantara lima kecamatan, Rakumpit tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terendah, yaitu 2.951 orang.
"Dengan luas wilayah sekitar 2.678,51 kilometer persegi dan didiami 220.223 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Palangka Raya sebanyak 82 orang per kilogram meter persegi. Kepadatan penduduknya paling tinggi se-Kalimantan Tengah (Kalteng)," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Palangka Raya Wilson Manurung, pekan lalu.
Tak hanya itu, cacah penduduk juga menghasilkan data tentang kondisi penduduk bertempat tinggal tidak tetap. Mereka itu adalah para penghuni rumah tahanan (Rutan), lembaga pemasyarakat (Lapas), rumah sakit jiwa, barak militer, anak buah kapal (ABK), tunawisma dan mahasiswa.
Oleh Wilson mereka disebut sebagai penduduk nomaden. Tentara misalnya, karena sering berpindah tugas dari satu daerah ke daerah lain maka disebut dengan nomaden. Pendataan seperti ini, jelas Wilson, tidak berpatokan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP).
"Konsep penduduk yang termasuk dalam kategori ini adalah penduduk yang pengelolaan kebutuhan sehari-harinya dikelola oleh suatu lembaga, kecuali, ABK dan tunawisma," jelas Wilson pada ekspose hasil pembangunan instansinya.
Jumlah penduduk bertempat tinggal tidak tetap besarannya 1.371 orang yang terdiri dari 981 laki-laki dan 390 perempuan.
Wilson juga memaparkan perihal rata-rata penghuni anggota rumah tangga. Dengan jumlah rumah tangga 58.540, katanya, maka banyaknya penduduk yang menempati suatu rumah tangga rata-rata 3,76 orang. Di setiap kecamatan berkisar antara 3,65 hingga 4,29 orang. 

PERTUMBUHAN EKONOMI
Bagian lain dari ekspose adalah pemaparan kondisi ekonomi Kota Palangka Raya. Menurut Wilson, krisis ekonomi global yang memuncak akhir 2008 lalu tidak mempengaruhi perekonomian Kota Palangka Raya.
"Perekonomian Palangka Raya 2009 malah menunjukkan pertumbuhan positif, walaupun agak lebih kecil melambat dari pertumbuhan tahun sebelumnya. Pada 2009 pertumbuhannya 5,89 persen, sedangkan tahun sebelumnya 5,95 persen, atau menurun 0,05 persen. Selama lima tahun terakhir (2005-2009) pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 5,70 persen," jelas Wilson.
Dilihat dari per sektor kegiatan, sambung Wilson, maka sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang sangat dominan bagi pertumbuhan ekonomi sekaligus tertinggi dalam pembentukan PDRB. Capaian kontribusinya sebesar 12,51 persen.
Diikuti pertambangan dan penggalian 11,33 persen, bangunan 9,13 persen, perdagangan hotel dan restoran 8,51 persen, industri pengolahan 5,87 persen, pertanian 5,51 persen, dan sektor jasa-jasa 4,09 persen.
Sektor lain yang mempunyai pertumbuhan positif adalah pengangkutan dan komunikasi 3,06 persen, serta listrik, gas dan air 3,13 persen.
"Jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi maupun perdagangan, hotel dan restoran merupakan tiga sektor yang mendominasi struktur perekonomian Palangka Raya kurun waktu lima tahun ini," ungkap Wilson lagi.
Meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi Wilson mengatakan, belum tentu menjamin kemakmuran yang tinggi pula bagi masyarakat. Dalam hal ini pendapatan perkapita. "Mungkin karena pertumbuhan penduduknya cukup tinggi pula," katanya.
Tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita, terang Wilson, sejatinya lebih menunjukkan perkembangan kemakmuran. "Bila dilihat dari sudut konsumsi, berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih banyak atau lebih tinggi kualitasnya," timpalnya. (DeTAK-rickover)

Mahasiswa dan Orientasi Jadi PNS

DeTAK UTAMA EDISI 141

Mengapa banyak orang ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS)? Siapa bilang menjadi PNS itu tidak menyenangkan, kenyataaan telah membuktikan bahwa minat menjadi PNS semakin bertambah, karena dengan menjadi PNS anda akan mempunyai keuntungan. Keamanan Jaminan Kerja, karena diangkat dengan SK Menteri, Gubernur, Walikota atau Bupati. Gaji Pasti dan Tinggi, ada gaji pokok dan berbagai macam jenis tunjangan
Lupakan PHK? Pernah dengar PNS di PHK? Jarang sekali kecuali anda melakukan kesalahan-kesalahan berat. Punya jenjang jabatan yang jelas. Promosi jabatan, dari kepala seksi hingga dirjen, bahkan menteri.
Kuliah dan Training gratis dari pemerintah, baik dari S1 sampai S3. Pensiun dijamin dan banyak lagi. Sayangnya menjadi pegawai negeri tidak mudah. Persaingannya ketat. Bayangkan lowongan CPNS yang hanya diperuntukan oleh puluhan orang, tetapi di lamar oleh ratusan, bahkan ribuan orang.
Tapi yang mengherankan PNS tak pernah tergeser tetap jadi favorit. "Kebanyakan menjadi PNS sudah menjadi semacam standar sukses disebagian besar masyarakat," kata Aga Jaya, mahasiswa semester tujuh Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Palangka Raya.
Magnet yang menarik minat jadi PNS begitu besar ketimbang pekerjaan diluar PNS. "Kebanyakan orang menilai dari segi penghasilan atau upah menjanjikan, karena ada pengahsilan yang diterima setiap bulan. Selain itu, tergiur dengan fasilitas dan akomodasi dari pemerintah," sebut Dara Natalia, mahasiswa FKIP jurusan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR).
Tidak dipungkiri, hampir sebagian besar masyarakat menginginkan agar anak-anaknya nantinya dapat menjadi PNS. "Pekerjaan sebagai PNS menjanjikan. Sekalipun gaji yang diperolah kecil, tetapi dapat menjamin kelangsungan hidup," kata Rosdawiyana jujur kala dimintai tanggapannya.
Sementara untuk bekerja diluar PNS, kata Rosdawiyana, butuh modal besar dan ketrampilan yang tinggi. "Itulah mengapa banyak orang lebih menginginkan menjadi pegawai negeri," nilai ibu rumah tangga ini.
Namun, tidak sedikit juga yang pesimis menjadi PNS membawa keuntungan. "Hasil yang didapat disektor tersebut,seperti keuangan (gaji), pesangon, maupun fasilitas sebagai pegawai swasta lebih banyak. Orang lebih cepat kaya, sedangkan di departemen atau instansi pemerintah, orang yang bekerja di situ susah kaya,” ujar Harnopelin Karau lugas.
Tentang lulusan perguruan tinggi kebanyakan berminat menjadi PNS tidak ditepis dua akademisi, yaitu Rektor Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palanga Raya Suriansyah Murhaini dan Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Hukum dan Tata laksana Universitas Palangka Raya (UNPAR), Bodol.
Keduanya juga sependapat bahwa perguruan tinggi hanya memberi bekal ilmu pengetahuan kepada mahasiswa sesuai bidangnya masing-masing. “Berbicara masalah pilihan, itu tergantung dari lulusan sarjana tersebut. Apakah nantinya ingin menjadi PNS atau bekerja disektor lain sesuai keahliannya,” tandas Suriansyah.
Tapi, bagi Kepala Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Palangka Raya, Darwono memberi catatan kritis terhadap kondisi tenaga kerja, khususnya di Kota Palangka Raya. Pencaker yang ada, kata Darwono, pada umumnya tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan persyaratan. Pencaker pun tidak memahami kondisi potensi dirinya.
Ada juga artikel Nurhadi, Alumni Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Praktisi supply chain management yang bermukim di Batam ini menulis artikelnya dengan judul asli, PNS, Profesi Idaman? (DeTAK-rickover/indra/yusy)

DeTAK UTAMA Berita Selengkapnya baca TABLOID DeTAK EDISI 141

Tanpa Kebersamaan Tujuan Tak Tercapai

DeTAK ANJANGSANA EDISI 141

DIKUKUHKAN-Ketua DPP-MADN Agustin 
Teras Narang mengukuhkan kepengurusan 
Dewan Pimpinan Provinsi Gerakan Pemuda 
Dayak Indonesia Kalteng di Palangka Raya, 
Selasa (7/9). Foto: Yusy
PALANGKA RAYA, DeTAK-Ikrar tidak hanya untuk didengar dan diucapkan, tetapi bermakna sangat dalam tentang bagaimana kepengurusan dapat menjaga harkat dan martabat Suku Dayak itu sendiri. Demikian diucapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Adat Dayak Nasional (DPP-MADN) Agustin Teras Narang kala mengukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Provinsi Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalteng di Aula Janyang Tingang, Selasa pekan lalu.
Kepada pemuda Dayak, Teras menekankan penting kebersamaan dalam menjalankan roda organisasi. "Ia merupakan salah satu kunci. Tanpa itu apapun yang ingin dicapai tidak akan terwujud," tandasnya.
Teras menginginkan kebersamaan itu melekat dalam pikiran dan perbuatan pemuda Dayak agar tidak melenceng dalam menjalankan tugas organisasi.
Apalagi kalau tugas itu untuk mengangkat harkat dan martabat Suku Dayak. Tidak ada yang berat kalau dipikul bersama-sama. Tidak ada yang sulit kalau kalau dikerjakan bersama-sama pula," pintanya.
Berdiri Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalteng ni memang sebagai salah satu upaya mempersatukan warga Dayak. "Menjelang Pemilu Kada lalu perpecahan antara Suku Dayak hampir saja terjadi. Untungnya, dengan falsafah Huma Betang hal itu dapat diatasi tanpa memandang perbedaan agama dan daerah aliran sungai," jelasnya.
Yansen menyebut terbentuknya gerakan pemuda Dayak sebagai momen ketiga setelah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam mengangkat harkat dan martabat. "Ini merupakan harga mati," tegasnya.
Ia berharap melalui organisasi akan lahir pebisnis dan politikus Suku Dayak yang handal, apalagi yang bertaraf nasional. "Selama ini kenyataan itu sangat minim sekali. Keberadaan Suku Dayak di bidang perekonomian dan politik sangat lah sedikit," ungkapnya. (DeTAK-yusy)

Ketika Sulaman Payet Berpadu Jilbab

DeTAK EDISI 141

PENGRAJIN HIAS JILBAB-Elviana (28) didampingi 
anaknya yang masih balita, sedang menjahit payet 
atau hiasan hasil karyanya ke sehelai kain
kerudung jilbab. Foto: Umar
SAMUDA, DeTAK - Mencari kerja sampingan dijaman sekarang tentu sangat lah sulit. Penuh dengan persaingan dan tantangan tentunya. Asalkan ada kemauan dan memperhatikan lingkungan sekitar, peluang usaha sejatinya tergantung talenta seseorang dalam membaca peluang usaha.
Jeli membaca peluang itu lah yang dimiliki kaum ibu rumah tangga di Kelurahan Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Umumnya mereka memiliki ketrampilan menyulam atau lebih kental dikenal dengan sebagai pengrajin Payet.
Salah seorang diantaranya ditemui DeTAK, Senin pekan lalu. Elviana (28), begitu dia dipanggil, mengatakan, dari berkahnya bulan Ramadhan, menyambut datangnya lebaran dia banyak menerima orderan mengolah payet atau hiasan jilbab remaja kaum hawa.
Ide itu, katanya, terinspirasi ketika melihat remaja-remaja perempuan sekitar memakai jilbab yang tanpa ada tambahan hiasan. Ia lalu termotivasi untuk memunculkan kreatifitas mengkombinasikan hiasan ‘payet’ ke sehelai kain jilbab yang masih polos.
"Dalam membuat payet kita harus berkreasi dengan merancang sesuatu hiasan yang pas berpadu. Diantaranya, dengan melukis bentuk bunga-bunga pada selembar kertas sebagai dasarnya. Salah satunya hiasan bunga yang dinginkan pemesan, seperti bunga matahari, mawar, bunga kupu-kupu, serta payet permata. Dan lagi, hiasan yang dilekatkan ke jilbab harus serasi dengan warna kainnya," jelas wanita berdarah bugis ini.
Evi, panggilan akrabnya, menjelaskan, payet buatannya terdiri dari bermacam-macam bunga dan aneka warna. Diantaranya, bercorak permata yang dikombinasikan manik-manik yang berwarna-warni, berbentuk bunga-bunga yang dipandang indah. Dalam sehari saja, dirinya mampu menyelesaian dua buah hiasan bunga.
"Seminggu sebelum lebaran permintaan terus bertambah. Pesanan berdatangan sampai puluhan payet menjelang lebaran," lanjutnya lagi. Selain pengrajin payet, Evi rupanya juga melayani baju-baju pengantin yang akan dipadu dengan payet. Itu pun, menurut dia, tidak mematok harga yang terlalu tinggi.
"Harganya tidak terlalu mahal, lebih tergantung corak bunga yang dipesan. Kalau ukuran motif bunganya besar seharga Rp50 ribu, sedang Rp35 ribu dan kecil atau payet broos Rp 25 ribu,”patoknya.
Yang penting, sambung Evi, saat menerima jasa membuat payet dikerjakan dengan rasa senang hati.
Selain itu untuk membantu menambah penghasilan keluarga. (DeTAK-umar)

BARUT TINGKATKAN INSENTIF DOKTER SPESIALIS

DeTAK ANEKA EDISI 141 

TURUN KE DESA-DESA, Bupati Barito Utara H. Achmad Yuliansyah sering 
melakukan kunjungan ke desa-desa dan kecamatan guna melihat langsung kondisi
kehidupan masyarakatnya termasuk didalamnya memantau soal kesehatan. 
Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, Pemkab Barito Utara menaikkan
insentif para dokter specialis. (foto:Humas Barut)
Muara Teweh, DeTAK-Rendahnya minat para dokter spesialis untuk bertugas di daerah terpencil, membuat Pemerintah Kabupaten Barito Utara menetapkan kebijakan baru yakni meningkatkan insentif bagi tenaga medis tersebut. Kebijakan itu dibuat dalam rangka meningkatkan standar kesehatan masyarakat di Barito Utara, tentu saja melalui penempatan sejumlah tenaga medis secara merata diseluruh wilayah Kabupaten Barito Utara.
Menurut Bupati Barito Utara, Achmad Yuliansyah keberadaan tenaga dokter spesialis di daerah tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menunjang terhadap perbaikan tingkat kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
"kehadiran dokter spesialis di daerah-daerah sangat dibutuhkan, sementara selama ini para tenaga medis profesional tersebut sangat enggan untuk bertugas di daerah terpencil, akibatnya kita mengambil kebijakan untuk meningkatkan insentif mereka sehingga bersedia dan betah untuk bertugas di daerah dimaksud," Jelas Achmad Yuliansyah kepada DeTAK di Muara Teweh pekan lalu.
Yuliansyah kembali menegaskan, bahwa saat ini pihaknya sudah berupaya mendatangkan dokter spesialis melalui kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya Jawa Timur.
Meski sistem kerjanya direncanakan dengan sistem kontrak bulanan. Kebijakan tersebut diharapkan akan mampu memberi solusi bagi Barut dalam meningkatkan standar kesehatan masyarakatnya secara merata.
"Diharapkan nanti tidak lagi menggunakan sistem kontrak yang biasa berlaku selama ini, karena sistem tersebut dinilai tidak optimal, artinya Pemkab Barut mengusahakan mereka harus bertugas di daerah ini dengan serius dan insentif mereka akan ditingkatkan," Kata Yuliansyah.
Menurut Pantauan DeTAK, kebutuhan tenaga medis khususnya dokter spesialis untuk memberikan pelayanan dasar kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh saat ini sudah terpenuhi. Saat ini telah terpenuhi empat dokter spesialis. Diantaranya dokter spesialis anak, kandungan, bedah dan penyakit dalam. Kondisi ini memungkinkan masyarakat Barut untuk tidak perlu lagi berobat keluar daerah, karena kebutuhan dokter spesialis tersebut sudah ada di daerah ini.
Dalam satu kesempatan, Ketua Komisi A DPRD Barito Utara, Taufik Nugraha menyatakan pihaknya berupaya memperjuangkan peningkatan insentif dan fasilitas pendukung dokter spesialis untuk tetap bertugas di daerah ini. Pihaknya akan memperjuangkan insentif dokter spesialis yang bertugas di daerah ini berkisar Rp25 juta-Rp30 juta, yang sebelumnya hanya Rp15 juta, selain diberikan fasilitas pendukung mobil dinas maupun perumahan yang memadai.
"Harapkan kita dokter spesialis di daerah ini bisa menetap untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Barito Utara," Ujar Taufik kepada wartawan beberapa waktu lalu. (DeTAK)

ZIARAH, PASAR DADAKAN dan REKREASI

DeTAK LENSA EDISI 141

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Kota Pangkalan Bun, kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), sehari setelah merayakan Idul Fitri selalu diikuti dengan kegiatan ziarah ke makam para keluarga yang telah meninggal dunia. Uniknya, pada ruas jalan di komplek makam Umat Islam di Jl. P. Diponegoro Pangkalan Bun itu, selalu dipenuhi pasar kaget yang menggelar dagangan berupa sayur-sayuran, pecel, bakso, berbagai jenis kue dan lain sebagainya. Pasar dadakan ini sudah hadir sejak beberapa puluh tahun silam, bahkan mungkin sudah ratusan tahun. Ribuan umat Islam melakukan ziarah ke makam keluarga. Namun, disisi lain, puluhan ribu masyarakat kota Pangkalan Bun pada hari yang sama juga melakukan kegiatan rekreasi ke Pantai Kubu, pantai Sungai Umbang, pantai Keraya, Bakau, pantai Teluk Bogam dan pantai Sebuai. Semua pantai tersebut berada di desa-desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Kumai. Berikut hasil jepretan wartawan DeTAK Syaifudin HM yang sempat mengabadikan kegiatan tersebut.

KETERLALUAN

DeTAK HATI EDISI 141
OLEH : SYAIFUDIN HM

Keterlaluan Itulah kata yang timbul di dalam hati ketika mendengar informasi bahwa sejumlah alat kesehatan di ruangan flu Burung di rumah sakit umum Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya raib dari tempatnya. Kemudian hilangnya alat kesehatan dengan nilai lebih dari Rp1 miliar tersebut tentu membuat hati ini gundah gulana serta resah dan gelisah, karena tidak ada satu pun jendela dan pintu yang rusak. Berarti, hilangnya alat kesehatan tersebut diangkut melalui pintu atau jendela yang terbuka sehingga kuat dugaan bahwa pelaku kemungkinan besar adalah orang dalam sendiri di lingkungan rumah sakit terbesar di Kalteng itu. Apabila terbukti bahwa raibnya alat kesehatan itu dilakukan oleh orang dalam maka diduga pembinaan mental aparat orang dalam itu yang lemah. Nah, jika pembinaan mental aparat yang bertugas di dalam lingkungan rumah sakit itu lemah, lalu bagaimana dengan keamanan barang-barang para pasien di rumah sakit tersebut, apakah bisa dijamin tidak akan hilang atau raib seperti alat kesehatan di ruang flu burung? kita berharap jangan sampai ada terjadi kehilangan barang milik para pasien atau barang milik keluarga pasien yang sedang menunggu. Karena jika sampai terjadi seperti itu maka ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula. Memang, jika melihat pengamanan secara fisik di luar terutama pada pintu masuk pagar halaman rumah sakit, pengamanan memang sangat ketat karena selain adanya petugas Satpol PP juga para petugas penjaga parkir yang selalu ada setiap saat. Tetapi jika yang mencuri alat kesehatan tersebut berpakaian seragam petugas rumah sakit, maka kemungkinan besar aparat keamanan dalam hal ini Satpol PP dan penjaga parkir tidak akan melarang mereka (para pencuri, Red) membawa sejumlah peralatan tersebut. Karena membawa alat kesehatan yang ada di rumah sakit merupakan hal yang biasa jika dilakukan oleh para petugas yang berseragam di rumah sakit itu. Petinggi yang bertugas di rumah sakit tersebut dan aparat Kepolisian, kabarnya sudah mengetahui inisial nama-nama yang mengambil alat kesehatan di ruang flu burung dengan nilai lebih dari Rp1 miliar dan pelakunya diduga lebih dari satu orang. Semoga pengusutan kasus hilangnya alat kesehatan ini cepat terungkap dan tuntas, karena apabila berlarut-larut tentu akan menimbulkan image yang kurang baik bagi rumah sakit yang terbesar di Bumi Tambun Bungai ini. Jika terbukti bahwa pelakunya ternyata orang dalam di lingkungan rumah sakit itu sendiri maka pihak pimpinan rumah sakit agar bertindak keras dan tegas, jangan sampai muncul anggapan di rumah sakit ada ‘sarang pencuri’. Kawasan rumah sakit harus benar-benar aman, jika tidak aman maka pasien yang sudah mau sembuh pun mungkin bisa sakit lagi karena strees memikirkan soal keamanan barang-barangnya dan barang keluarga yang menunggunya selama berada di rumah sakit. Semoga hilangnya alat kesehatan kali ini tidak terulang lagi dikemudian hari.

DeTAK COVER EDISI 141

Menanti Matahari Tenggelam


Obyek wisata pantai Tanjung Pengujan di Desa Teluk Bogam, Kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) disebut-sebut sebagai pantai yang lokasinya mirip dengan pantai di Pulau Bali. Sebab, apabila berada di kawasan obyek wisata tersebut maka akan menemukan matahari terbit di permukaan laut di sebelah timur, sedangkan sore harinya, akan melihat matahari terbenam pada permukaan laut di sebelah barat. Lokasi obyek wisata ini dipadati pengunjung setiap hari libur terutama setelah merayakan Idul Fitri, Natal dan tahun baru. tampak dua orang pengunjung tengah menanti matahari terbenam, sehari setelah Hari Raya Idul Fitri 1431 H, pekan lalu.