DeTAK HATI - EDISI 173
OLEH : SYAIFUDIN HM
Hati ini sedih dan gundah gulana mendengar keluhan sejumlah pejabat, yang tiba-tiba ada tagihan pembayaran Iklan dan pembayaran berlangganan media dengan jumlah puluhan juta rupiah dari salah satu media cetak yang terbit di Kalimantan Tengah, padahal sebelumnya tidak pernah order memasang iklan maupun order berlangganan media yang terbit tersebut. Salah satu sekretaris SKPD Provinsi Kalteng itu, mengeluh dan merasa keberatan dengan tagihan yang datang jumlahnya Rp20 juta lebih, sementara anggaran untuk itu tidak tersedia, akibatnya harus cari uang sana sini untuk menutupinya. Ketika ditanya, kenapa mau bayar padahal tidak ada order, pejabat tersebut hanya menjawab dengan pasrah bahwa mereka tidak berani. Ketika ditanyakan kenapa tidak dilaporkan ke atasannya selaku kepala SKPD, sang sekretaris itu enggan berkomentar, karena jika melihat kondisinya, kepala SKPD pun seperti ‘tak berdaya’. Sementara itu, informasi lain menyebutkan media cetak tersebut juga mengirimi kantor SKPD hasil produksinya puluhan eksemplar bahkan hingga 50 eksemplar, hal ini juga sudah menjadi keluhan sejumlah kepala SKPD karena tiap bulannya harus mengeluarkan anggaran puluhan juta rupiah hanya untuk itu saja. Mendengar banyaknya informasi tentang hal itu, kita hanya berharap agar bisa bersaing dengan sehat. Walaupun punya ‘kekuatan’ tetapi berjalanlah dengan wajar, karena bagaimanapun juga uang yang ada pada SKPD baik yang dari APBN maupun APBD, itu merupakan uang rakyat. Apalagi di Kalimantan Tengah ini cukup banyak media cetak dan media elektronik, yang untuk hidupnya juga perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan SKPD. Karena itu, marilah bersaing secara sehat, jangan sampai bertindak monopoli hanya karena ada ‘kekuatan’, kita serahkan saja kepada pasar untuk memilihnya. Perlu diketahui, di Kalimantan Tengah terdapat enam media cetak terbit harian yakni empat terbit di Palangka Raya, satu di Sampit dan satu lagi di Pangkalan Bun. Sedangkan Tabloid mingguan, dwi mingguan dan bulanan jumlahnya puluhan penerbit. Untuk televisi lokal ada dua di Palangka Raya, sedangkan TV kabel lokal terdapat di tujuh kabupaten. Semuanya, berharap bersaing dengan sehat dan menyerahkannya kepada pasar. Nah, kembali kepada keluhan para pejabat diatas, yang tiba-tiba ada tagihan iklan dan langganan media cetak tersebut, itu namanya iklan dan berlangganan ‘tembak’ . Jika memang tidak ada anggaran untuk itu dan merasa tidak pernah order maka tegas saja, tidak usah dibayar. Kita berharap persaingan bisnis perusahaan pers di Kalimantan Tengah ini bisa berjalan dengan sehat, jangan sampai ada yang memonopoli. Kepada Pemerintah Provinsi Kalteng diharapkan benar-benar menjadi pemerintah yang membina semua perusahaan pers di daerah ini, jangan sampai pilih kasih. Karena semua pers yang ada di daerah ini merupakan mitra pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Semoga.