DeTAK PERISTIWA EDISI 140
Jajaran DPD KNPI Kalteng menyerahkan paket bingkisan serta dana santunan kepada anak-anak binaan tiga panti asuhan di Palangka Raya, pekan tadi. (foto : DIDINDAN) |
Kontradiksi antara Indonesia dan Malaysia yang saat ini kembali meruncing merupakan dampak dari kurangnya keberanian secara diplomatic pemrintah Indonesia. Hal tersebut disampaikan Ketua DPD KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kalimantan Tengah, Ir H Eddy Raya Syamsuri kepada wartawan di Palangka Raya, Jumat (3/11).
Mewakili elemen pemuda di Kalimantan Tengah, Eddy mengaku pihaknya menyayangkan nota pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terkesan tidak secara tegas mengarah kepada substansi permasalahan.
Dibincangi usai acara kegiatan Buka Puasa Bersama DPD KNPI Kalteng, Eddy menyebut seharusnya Kepala Negara bias lebih berani untuk menekan pemerintah negara jiran melalui jalur diplomatik. Hal tersebut didasari oleh banyak faktor terutama masalah integritas wilayah bangsa, perlakuan terhadap TKI, klaim produk-produk budaya dan pemanfaatan hasil alam tanah air yang dilakukan secara sepihak oleh Malaysia.
Di bidang integritas wilayah NKRI, Malaysia, sebut Eddy telah sering kali melakukan pelanggaran yang secara hukum internasionalpun patut dipersalahkan.
Menurutnya, wacana perang terhadap Malaysia seperti yang diserukan sejumlah lembaga-lembaga kepemudaan di tanah air memang bukan prioritas. Namun seruan-seruan itu patut dihargai sebagai bentuk aspirasi dari kekecewaan masyarakat luas terhadap bentuk-bentuk kecongkakan Malaysia terhadap Indonesia.
Ketua DPD Himpinan Pengusaha Muda (HIPMI) Kalteng itu menyebut, kondisi demikian sudah seharusnya memotivasi para pengambil kebijakan di negeri ini untuk lebih kreatif. Artinya, jika kita tidak ingin terus-terusan ditekan dan menuntut kesejajaran dalam hubungan bangsa yang bertetangga, harus ada langkah-langkah pemerintah yang nyata.
Dicontohkannya, jika terus-terusan TKI kita diperlakukan semena-mena, alokasi pengiriman mereka bias dipindahkan ke Hongkong, Taiwan, Korea Selatan atau negara-negara Timur Tengah yang lebih memberikan jaminan dari segi perlindungan. “Tanpa TKI yang bekerja di sana, stabilitas perkembangan Malaysia akan sangat terganggu,” katanya.
Contoh lainnya, lanjut Eddy, mengalihkan ekspor bahan dasa CPO ke Malaysia dari perkebunan-perkebunan kelapa sawit Indonesia. Upaya tersebut menurutnya bukan hanya menjatuhkan posisi Malaysia sebagai penghasil Cruide Palm Oil (CPO) terbesar dunia, tapi juga menurunkan devisa negara anggota persemakmuran Inggris Raya tersebut.
“Kerugian dari konfrontasi paling besar akan dialami Malaysia terutama dari segi ekonomi. Di balik kesulitan negara kita, sampai dengan kwartal terakhir 2010 kita tercatat tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India,” sebut Eddy.
Dengan dasar-dasar tersebut, Eddy menilai seharusnya sudah cukup menjadi motivasi bagi para petinggi negeri untuk lebih tegas terhadap Malaysia dalam hal hubungan bilateral.
MENUJU SUKSESI BUPATI BARSEL
Di luar konteks masalah Indonesia-Malaysia, kader Partai Golkar yang di tingkat DPD Kalteng yang duduk selaku Bendahara ini juga menyampaikan kesiapannya untuk maju pada Pemilukada Bupati/Wakil Bupati Barsel, tahun 2011 mendatang.
Saat ini dirinya mengaku sedang mengikuti sejumlah tahapan sesuai mekanisme Partai Golkar yang dengan memiliki empat kursi di DPRD setempat berhak atas opsi pencalonan langsung.
Terkait suksesi tersebut, Eddy menyebut kesiapan itu semata-mata karena panggilan jiwa dan kepercayaan sejumlah elemen masyarakat yang memintanya untuk memajukan daerah Kabupaten Barito Selatan.
“Banyak hal yang harus dibenahi di Barsel agar dapat sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Kalteng,” ucapnya.
Putra dari mendiang Asmawi Agani tersebut juga menambahkan, melalui mekanisme partai, nantinya ia akan didampingi calon wakil yang dianggap memiliki kemampuan serta komitmen kuat membangun Barsel.
“Kemungkinan merupakan kader Partak Golkar juga. Latar belakangnya bias saja dari birokrat, pengusaha atau lainnya. Dalam hal ini Golkar juga besar kemungkinan tetap akan menggandeng kekuatan politik lain dalam koalisi sehingga jika menang nantinya benar-benar mencerminkan daripada keinginan masyarakat secara luas,” tambahnya.
Dalam kegiatan Buka Puasa Bersama KNPI Kalteng di Sekretariat KNPI tersebut, Eddy beserta jajarannya menyerahkan santunan dan bingkisan untuk tiga panti asuhan di Palangka Raya.
Kegiatan dirangkai dengan ceramah agama dan shalat maghrib berjamaah yang dihadiri oleh sejumlah jajaran kepengurusan maupun anggota KNPI Kalimantan Tengah. (DeTAK – didindan)