DeTAK HATI EDISI 170
OLEH : SYAIFUDIN HM
Hati ini sedih dan gundah gulana ketika mendengar informasi jutaan ulat bulu menyerang kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dan kabupaten Kendal, Jawa Tengah dalam sepekan terakhir. Binatang yang apabila kena tubuh manusia ini terasa gatal tersebut menyerang pohon mangga, jambu, kedondong, berbagai daun tanaman penghijauan, merayap di dinding rumah dan dinding sekolah serta berbagai rerumputan pun disantapnya. Ternyata serangan ulat bulu tersebut tidak hanya di dua daerah itu, tetapi terus menjalar ke kabupaten lain bahkan provinsi lain serta hingga sampai ke Kalimantan. Dalam perkembangan terakhir hingga Sabtu, 9 April 2011, ulat bulu sudah menyerang hingga ke Jawa Barat tepatnya di Desa Padanaan, Kecamatan Paseh, kabupaten Sumedang. Kemudian, menyerang ke Desa Ngablak, kecamatan Dander, kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selanjutnya sejumlah Desa di Tulung Agung, serta akhirnya juga menyerang Kalimantan tepatnya di Jalan Simpang Anem, Gang 17 Agustus RT 15 Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Akibat tingginya populasi, serangan ulat bulu di Kabupaten Probolinggo semakin memprihatinkan, ulat bulu tidak saja menyerang daun mangga di Kecamatan Bantaran, Leces, Sumberasih dan Kecamatan Tegalsiwalan, namun serangan memasuki rumah-rumah penduduk. Daun mangga varietas manalagi di daerah ini habis daunnya, tinggal ranting dan batang. Menurut pengamatan para ahli, ulat bulu itu lebih memilih menyerang daun mangga manalagi dibanding varietas pohon mangga lain. Dalam penilaiannya, pemilihan inang ulat bulu itu dilakukan oleh ulat bulu dewasa saat meletakkan telur. Ulat bulu bukan termasuk kupu-kupu tetapi bangsa ngengat. Diduga ngengat ulat bulu inilah yang meletakkan telur pada celah kulit pohon mangga atau di bawah daun. Para ahli berpendapat, bahwa serangan ulat bulu itu bukanlah fenomena baru, sebab sebelumnya pernah terjadi serangan serupa, seperti kutu loncat lamtoro. Bahkan pernah terjadi tanaman lombok se-Jawa yang layu menguning. Terdapat dua spesies ulat bulu yang menyerang daun mangga di Probolinggo, yaitu arctornis sp dan lymantria atemeles collenette. Ulat bulu tersebut bersifat nokturnal yaitu ulat yang aktif di malam hari. Sehingga tak heran bila di malam hari seringkali terdengar seperti suara hujan, padahal saat itu sesungguhnya ulat ulat bulu sedang memakan daun-daun mangga.
Berbagai pendapat yang muncul akibat serangan ulat bulu tersebut diantaranya mengatakan meningkatnya populasi ulat itu, disebabkan semakin berkurangnya musuh alami, seperti burung, parasitoid dan predator lain. Di samping itu, terjadinya perubahan iklim, terutama temperatur lingkungan turut mempengaruhi populasi ulat tersebut. Jadi ketika temperatur naik, maka ulat bulu ini cepat siklus hidupnya. Kemampuan produksi telur ulat betina itu mencapai 70-300 butir per betina. Apabila serangan ulat itu terus dibiarkan, maka akan banyak pihak mengalami kerugian, di samping ketakutan juga kerugian secara ekonomi. Sementara pendapat lain menyebutkan, serangan jutaan ulat bulu di berbagai wilayah di Probolinggo, Jawa Timur dalam sepekan terakhir, salah satu penyebabnya adalah kerusakan habitat setelah letusan gunung Bromo yang berlangsung hingga sekarang. Serangan ribuan ulat bulu di puluhan desa di Probolinggo disebabkan tiga faktor diantaranya faktor cuaca, habitat rusak dan tidak seimbangnya ekosistem akibat letusan gunung Bromo. Cuaca lembab atau musim hujan menyebabkan perkembangbiakan serangga termasuk ulat menjadi cepat dan maksimal. Faktor lain diantaranya adalah ketidakseimbangan ekosistem karena saat ini makin banyak warga mencari semut rangrang untuk makanan burung menyebabkan di pohon sudah jarang terdapat rang rang, padahal rang-rang berfungsi untuk pengendali hama termasuk ulat. Beberapa daerah di Indonesia yang belum terserang ulat bulu, sudah ancang-ancang mengantisipasi secara dini, seperti di Surabaya dengan menyemprot pohon-pohon, kemudian di Samarinda Kalimantan Timur. Nah, bagaimana dengan instansi terkait di Provinsi Kalimantan Tengah, sudahkah mengambil langkah-langkah antisipasi menghadapi serangan ulat bulu, karena Banjarmasin yang notabene cukup dekat dengan Kalteng ini, sudah diserang. Kita berharap instansi terkait di Kalteng ini sudah siap mengantisipasinya secara dini, jangan sampai serangan sudah kemana-mana, baru bergerak.