DeTAK EKONOMI - EDISI 147
Palangka Raya - Secara umum Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami kecenderungan penurunan harga-harga atau deflasi sebesar 0,39 persen selama April 2011. Angka deflasi ini sedikit lebih tinggi dibanding deflasi nasional yang hanya menembus angka 0,31 persen pada bulan April 2011.
Panusunan Siregar |
Berdasarkan informasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, sebagian besar kota yang menghitung indeks harga konsumen (IHK) sebagai indikator inflasi/deflasi, secara umum mengalami deflasi. Kondisi tersebut tentunya menjadi faktor pendorong terjadinya deflasi nasional selama April 2011. Dicatat, dari 66 kota yang menghitung IHK, rupanya 56 kota diantaranya mengalami deflasi. Hanya 10 kota yang mengalami inflasi selama periode tersebut.
Kendati secara umum Kalteng mengalami deflasi, namun terjadi perbedaan kondisi diantara dua kota yang menghitung IHK di Bumi Tambun Bungai ini, yakni Kota Palangka Raya dan Sampit. Di Kota Palangka Raya sendiri, terjadi inflasi sebesar 0,05 persen selama April 2011. Sementara di Kota Sampit seirama dengan kondisi secara nasional dengan deflasi sebesar 0,96 persen.
Angka deflasi di Kota Sampit ini tiga kali lebih besar dibanding angka deflasi nasional. kondisi ini pula yang memberi kontribusi terbesar terhadap deflasi di Kalteng, yang merupakan gabungan antara Palangka Raya dan Sampit.
Masih berdasarkan pengamatan BPS Kalteng, komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Palangka Raya, diantaranya adalah kenaikan harga ikan asin telang, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, ikan gabus dan ongkos angkutan udara. Kendati di Palangka Raya terjadi inflasi selama April 2011, namun sejumlah komoditas lainnya justru mengalami penurunan harga-harga, seperti bawang merah, daging ayam ras, cabe rawit, gula pasir dan bawang putih.
Sementara itu, dalam periode yang sama, di Kota Sampit terjadi kecenderungan penurunan harga-harga beberapa komoditas dengan andil deflasi tertinggi yakni pada komoditas cabe rawit, bawang merah, daging ayam ras, beras dan telur ayam ras. Sedangkan komoditas yang justru mengalami kenaikan harga selama April 2011 di kota ini, antara lain emas perhiasan, daging sapi, udang basah, air kemasan dan sewa rumah.
Meskipun Kota Palangka Raya dan Sampit terletak pada posisi yang tidak terlalu jauh ( + 200 km ), fluktuasi harga-harga komoditas di dua kota ini memang sering berbeda. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pola konsumsi masyarakat di dua kota tersebut. Seperti dijelaskan Kepala BPS Kalteng, Panusunan Siregar, karakteristik masyarakat di dua kota ini memang agak berbeda. “ada beberapa jenis komoditas yang menjadi idola di kota Sampit, tapi tidak digemari di Palangka Raya, dan sebaliknya, ini memang tergantung pada karakteristik masyarakat dan pola konsumsi yang berbeda dimasing-masing kota” Jelas Siregar saat mengisi Konferensi Pers di Palangka Raya 5 Mei lalu.
Kondisi fluktusi harga-harga yang terjadi selama April 2011 lalu memang sedikit ekstrim dibanding periode-periode sebelumnya. Jenis komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberi andil deflasi tertinggi selama April 2011, justru didominasi komoditas sensitif yang biasanya mengalami kenaikan harga cukup ekstrim pula. Diantaranya cabe rawit, bawang merah dan daging ayam ras. Tiga jenis komoditas ini biasanya selalu mengalami kenaikan harga cukup tinggi. Misalnya cabe rawit, selama April lalu dijual pada kisaran harga Rp30.000,- hingga Rp50.000,- per kilogramnya. Sebelumnya selama tiga bulan berturut-turut, harga komoditas ini sempat meroket hingga angka tertinggi Rp160.000,- per kilogram di bulan Januari dan Februari 2011.
Lebih lanjut, Panusunan Siregar menjelaskan, dari tujuh kelompok pengeluaran yang dipantau BPS di Kota Palangka raya, lima diantaranya mengalami kenaikan indeks harga yakni kelompok kesehatan 1,41 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,57 persen; kelompok sandang 0,5 persen; kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,43 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,01 persen. Sementara dua kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami penurunan indeks harga adalah kelompok bahan makanan 0,6 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,06 persen.
Sementara itu, dari delapan kota yang menghitung IHK di wilayah Kalimantan selama April 2011, empat kota diantaranya mengalami inflasi, yakni Kota Balikpapan 0,45 persen, Samarinda 0,38 persen, Pontianak 0,17 persen dan Palangka raya 0,05 persen. Sedangkan empat kota yang mengalami deflasi yakni Kota Singkawang 0,03 persen, Tarakan 0,18 persen, Banjarmasin 0,23 persen dan Sampit 0,96 persen. (Osten)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar