Kalimantan itu Dayak

DeTAK BUDAYA - EDISI 174

Berbicara tentang Kalimantan, maka yang dimaksudkan adalah Dayak, Kalimantan itu Dayak. Demikian diungkapkan Pemimpin Perusahaan Banjarmasin Pos Group, A. Wahyu Indrianto dan General Manager Printing Banjarmasin Pos, D. Yusgiyanto, melalui kutipannya dalam Buku ‘Senjata Tradisional dan Pakaian Adat Dayak Kalimantan Tengah’ yang baru saja diluncurkan di Kota Palangka Raya pekan lalu.

FOTO : DOK DeTAK BY DIDINDAN
Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat Kalteng memang menyambut baik diluncurkannya buku yang cukup fenomenal ini. Segudang pujian dihadiahkan buat buku yang menampilkan secara komplit berbagai jenis senjata tradisional Suku Dayak dan aneka ragam pakaian adat masyarakat Kalteng secara turun temurun. Buku ini diluncurkan di Hall Palangka Raya Mall awal pekan lalu oleh Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang. Sekaligus dengan peluncuran perdana Media Online Tribun Kalteng.com, Kamus Ringkas Catur Bahasa Dayak serta Majalah Kalteng Muda. Buku ini ditulis secara detail oleh empat penulis lokal Kalteng, yakni Kusni Sulang, Andriani S. Kusni, Eka Noviana dan Deni Saputra Parlindungan dari Lembaga Kebudayaan Dayak kalteng di Palangka Raya. Mereka adalah penulis-penulis muda profesional Kalteng.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Teras Narang menyampaikan sambutannya dan menyambut antusias diterbutkannya buku ini. Dalam sambutannya Teras menyebutkan buku tersebut menjadi ungkapan sistem nilai dan sejarah sosial, yang sekarang berada di tangan para pembaca. Menurutnya buku ini menunjukkan betapa kaya kearifan lokal negeri ini, termasuk kekayaan Budaya Dayak. “Dengan terbitnya buku ini, saya mengharapkan kepada seluruh pembaca dan ilmuwan Dayak dapat terpacu untuk menulis buku-buku kearifan lokal Dayak”Jelas Teras Narang seperti dikutif dalam buku tersebut.
Dalam buku tersebut, Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalteng, Moses Nicodemus dan Pemimpin Umum Banjarmasin Post Group, H.G.Rusdi Effendi AR, juga menyampaikan ungkapan yang sama atas diterbitkannya buku ini. Keduanya berharap dengan kehadiran buku ini, masyarakat akan mampu memahami kekayaan khazanah budaya warisan, arti keragaman dan keterbukaan, serta sebagai sangu membangun identitas dan menemukan tempat yang tepat.
Melihat pentingnya buku ini, dirasa sudah saatnya anda para pembaca dan pencinta kebudayaan Dayak untuk memilikinya. Jadikan buku ini menjadi salah satu daftar bacaan favorit keluarga anda. Artinya anda secara tidak langsung telah memasyarakatkan dan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Dayak.(Osten/Yusy)

Foto : Kusni Sulang, Andriani S. Kusni, Eka Noviana dan Deni Saputra Parlindungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar