DeTAK ANEKA - EDISI 173
Perkembangan HIV/AIDS yang meningkat tajam dari waktu ke waktu, dibutuhkan kepeduliaan semua pihak untuk bersama-sama menanggulanginya. Semua kalangan termasuk jajaran pers atau media diharapkan meningkatkan kepeduliaannya terhadap perkembangan virus dan penyakit mematikan ini.
Ilustrasi : YuDheT (NoNo) |
Untuk merealisasikan dan meningkatkan kepeduliaan tersebut, pihak Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Kalimantan Tengah, pekan lalu, menggelar suatu kegiatan dengan tajuk Jumpa Media Peduli HIV/AIDS (Media Gathering) selama satu hari di Aula Bappeda Provinsi Kalteng. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga pukul 16.00 Wib tersebut membicarakan dan membahas 8 materi dengan cara monolog dan diskusi. Kegiatan itu dibuka Gubernur Kalteng yang diwakili Asisten III Drs. Hardy Rampay dengan dihadiri yang mewakili Kapolda Kalteng, mewakili Kadis Kesehatan Kalteng, para utusan SKPD dan sejumlah wartawan.
Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten III Hardy Rampay mengatakan, dalam menghadapi perkembangan AIDS yang meningkat tajam, Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Presiden RI Nomor 75 Tahun 2006 yang antara lain bertujuan meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian dan penanggulangan AIDS. Menyusul kemudian, katanya, diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 yang bertujuan mengintesifkan peran Komisi Penanggulangan AIDS di Provinsi dan Kabupaten/Kota serta pemberdayaan masyarakat.
Untuk itu, lanjut Teras Narang, sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan menyamakan persepsi dalam pengambilan keputusan terhadap upaya penanggulangan HIV/AIDS maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalteng memandang perlu mengadakan jumpa media peduli HIV/AIDS.
Dikatakannya, tujuan dari jumpa media tersebut yakni, menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Selanjutnya menyampaikan informasi mengenai upaya pencegahan melalui pemanfaatan kondom dan pengurangan dampak buruk penggunaan jarum suntik narkoba kepada anggota masyarakat yang melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS. Kemudian, memperbanyak pemberitaan dan penulisan bernada positif mengenai program HIV/AIDS, IMS, Kondom dan pengurangan dampak buruk penggunaan jarum suntik narkoba. Seterusnya, mendorong dan mempengaruhi para pejabat dan pemuka masyarakat agar mau mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, serta menyamakan persepsi sehingga upaya penanggulangan HIV/AIDS bukan hanya tanggungjawab instansi/aparat/sektor kesehatan saja, tetapi merupakan tanggungjawab bersama.
Teras mengungkapkan berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI per Juni 2010, bahwa terdapat 21.770 kasus HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 dan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin bahwa sebanyak 16.093 kasus laki-laki, sedangkan perempuan hanya 5.578 kasus, sedangkan sebanyak 99 kasus tidak diketahui jenis kelaminnya. Dengan kelompok umur terkena kasus HIV/AIDS, rincinya, kelompok umur 20 – 29 tahun sebesar 48,1 persen, dengan masa periode terifeksi saat berusia 10 – 19 tahun atau ketika mereka masih remaja.
Di Kalimantan Tengah, ungkap Teras Narang, kasus HIV/AIDS dari tahun 2002 sampai Desember 2010 terdata sebanyak 71 kasus dan pada Februari 2011 ditemukan sebanyak 78 kasus yang berarti dalam dua bulan terdapat kenaikan 7 kasus atau 10 persen.
Kegiatan selama satu hari yang dipandu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Kalimantan Tengah Drs. William Katopo tersebut berjalan sangat menarik karena para peserta sangat antusias dalam sesi dialog, apalagi dengan kehadiran dari Tim KPA Nasional Jajat Sudrajat yang dengan rinci menjelaskan soal HIV/AIDS. Kemudian, turut memberikan materi yakni dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, BNP Kalteng, Tim Pokja RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dan dari LSM Yayasan Eka Harap. Tindaklanjut dari kegiatan satu hari tersebut, diprioritaskan membentuk Jaringan Jurnalis Peduli HIV/AIDS Kalimantan Tengah, yang selanjutnya melaksanakan diskusi rutin perkembangan informasi HIV/AIDS, Media Briefing, peningkatan kapasitas atau pelatihan-pelatihan serta rilis data dan berita. (DeTAK – syaifudin HM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar