Sambil Ujian Dengar Suara Walet

DeTAK PERISTIWA - EDISI 173

Bagaimana jadinya jika Ujian Nasional (UN) dibanyangi bunyi kaset walet. Itulah yang terjadi di SMP 1 Mentaya Hilir Selatan (MHS) saat UN berlangsung.

KONDISI SMP 1 MHS-Gedung walet menjulang tinggi
dibelakang SMP 1 Menyata Hilir Selatan. Kondisi itu
sangat mengganggu aktifitas belajar mengajar
di sekolah tersebut. Foto: Umar
Dikala murid tengah serius mengerjaan soal UN, diganggu oleh berisiknya bunyian kaset walet yang gedungnya memang berada di sekitar sekolah tersebut.
Padahal, sebelumnya para pemilik gedung walet sudah menyepakati surat edaran Bupati atas keluhan masyarakat sekitar atas bunyi kaset walet itu.
Kesepakatan itu dihelat akhir Maret yang dipimpin unsur Muspika, dan dihadiri dua anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) asal Samuda, alim ulama, serta pengurus HP2WS, maupun pemilik gedung walet.
Sayangnya, kesepakatan bersama itu berjalan setengah-setengah yang akhirnya berakibat buruk pada konsentrasi murid yang melaksanakan UN.
”Kami hanya pasrah dengan bunyi kaset walet itu," ucap Saukani sebelum masuk ruang ujian, Kamis pagi pekan lalu.
Namun Suandi Arifin, pengawas dari Dispora Kotim menyayangkan masih ada saja suara kaset walet yang berbunyi saat murid sekolah melaksanakan UN.
Camat Mentaya Hilir Selatan Jumberi mengaku, pihaknya sudah melakukan penertiban pada gedung-gedung sekitar sekolah yang kaset waletnya berbunyi disaat UN berlangsung.
”Kami sudah mengkordinasikan kepada Himpunan Petani/Penangkar Walet Samuda beserta pihak kelurahan untuk mengkondisikan dan segera mematikan suara kaset digedung-gedung walet tersebut,” tegas Jumberi.
Di SMP 1 MHS sendiri terdapat 97 murid yang mengikuti UN. Dari jumlah itu, 3 orang absen. "Diantara mereka, 2 orang telah menikah dan satunya karena alasan malas," kata Kepala Sekolah Agus Subronto.
Pihak sekolah telah mengupayakan anak anak yang malas itu dapat mengikuti UN, namun apa daya sang anak memang ogah. ”Sebenarnya sudah dibujuk, bahkan sampai pihak guru datang ke rumah orang tua murid supaya untuk mengikuti, tapi katanya, kemauan anaknya tidak ada serta malasan. Padahal orang tuanya mampu dan berada,” ujar Wakil Kepala Sekolah Kusnadi.
Hingga berlangsungnya UN, lanjut Kusnadi, sang anak itu sering absen dan cuma mengikuti ujian setengah semester. "Lagi pula ujian semester lima tidak ikut," bebernya. (DeTAK-umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar