Ketika Sulaman Payet Berpadu Jilbab

DeTAK EDISI 141

PENGRAJIN HIAS JILBAB-Elviana (28) didampingi 
anaknya yang masih balita, sedang menjahit payet 
atau hiasan hasil karyanya ke sehelai kain
kerudung jilbab. Foto: Umar
SAMUDA, DeTAK - Mencari kerja sampingan dijaman sekarang tentu sangat lah sulit. Penuh dengan persaingan dan tantangan tentunya. Asalkan ada kemauan dan memperhatikan lingkungan sekitar, peluang usaha sejatinya tergantung talenta seseorang dalam membaca peluang usaha.
Jeli membaca peluang itu lah yang dimiliki kaum ibu rumah tangga di Kelurahan Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Umumnya mereka memiliki ketrampilan menyulam atau lebih kental dikenal dengan sebagai pengrajin Payet.
Salah seorang diantaranya ditemui DeTAK, Senin pekan lalu. Elviana (28), begitu dia dipanggil, mengatakan, dari berkahnya bulan Ramadhan, menyambut datangnya lebaran dia banyak menerima orderan mengolah payet atau hiasan jilbab remaja kaum hawa.
Ide itu, katanya, terinspirasi ketika melihat remaja-remaja perempuan sekitar memakai jilbab yang tanpa ada tambahan hiasan. Ia lalu termotivasi untuk memunculkan kreatifitas mengkombinasikan hiasan ‘payet’ ke sehelai kain jilbab yang masih polos.
"Dalam membuat payet kita harus berkreasi dengan merancang sesuatu hiasan yang pas berpadu. Diantaranya, dengan melukis bentuk bunga-bunga pada selembar kertas sebagai dasarnya. Salah satunya hiasan bunga yang dinginkan pemesan, seperti bunga matahari, mawar, bunga kupu-kupu, serta payet permata. Dan lagi, hiasan yang dilekatkan ke jilbab harus serasi dengan warna kainnya," jelas wanita berdarah bugis ini.
Evi, panggilan akrabnya, menjelaskan, payet buatannya terdiri dari bermacam-macam bunga dan aneka warna. Diantaranya, bercorak permata yang dikombinasikan manik-manik yang berwarna-warni, berbentuk bunga-bunga yang dipandang indah. Dalam sehari saja, dirinya mampu menyelesaian dua buah hiasan bunga.
"Seminggu sebelum lebaran permintaan terus bertambah. Pesanan berdatangan sampai puluhan payet menjelang lebaran," lanjutnya lagi. Selain pengrajin payet, Evi rupanya juga melayani baju-baju pengantin yang akan dipadu dengan payet. Itu pun, menurut dia, tidak mematok harga yang terlalu tinggi.
"Harganya tidak terlalu mahal, lebih tergantung corak bunga yang dipesan. Kalau ukuran motif bunganya besar seharga Rp50 ribu, sedang Rp35 ribu dan kecil atau payet broos Rp 25 ribu,”patoknya.
Yang penting, sambung Evi, saat menerima jasa membuat payet dikerjakan dengan rasa senang hati.
Selain itu untuk membantu menambah penghasilan keluarga. (DeTAK-umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar