Warga Trans 6 Tahun Kesulitan Air Bersih

DeTAK POLITIK EDISI 171

Sebanyak 380 KK transmigrasi berasal dari Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Barat, Jawa Tengah dan sebagian Trans Lokal yang berada di Unit Pemukiman Transmigrasi Anjir Pulang Pisau masih kesulitan air bersih dan minimnya petugas penyuluh lapangan (PPL).

Salah seorang warga transmigrasi Martinus asal NTT mengatakan, sudah 6 tahun ini warga transmigrasi mengalami kesulitan air bersih lantaran di lokasi transmigrasi tidak dilengkapi fasilitas sarana pengelolaan air bersih yang memadai.
"Untuk kepentingan memasak, makan minum kami hanya mengandalkan air hujan. Ditambah lagi, kondisi alam di UPT sebagian besar merupakan lahan gambut, sehingga kualitas air minum tidak enak dikonsumsi. Rasanya Asem," tutur Martinus.
Diungkapnya, kalau musim hujan warga trans tidak kesulitan untuk mendapatkan air, tetapi kalau musim kemarau tiba, terpaksa membeli air bersih untuk makan minum di Pulang Pisau.
Salah seorang tokoh masyarakat dari NTT Emanuel menambahkan, warga transmigrasi sudah lama mengeluhkan soal sarana air bersih, namun belum ada tanggapan dari pemerintah kabupaten. Ia sangat berharap tahun ini ada perhatian pemerintah agar persoalan air bersih ini dapat diatasi.
"Kami juga pertanyakan keberadaan PPL yang selama ini tidak aktif. Padahal warga transmigrasi sangat memerlukan penyuluh pertaniaan," bebernya.
Kepala UPT Anjir Pulang Pisau, Tekson mengatakan, setiap rumah warga transmigrasi sudah dibuatkan sumur bor, namun rupanya tidak maksimal karena kemungkinan lahan gambut, sehingga air minum tidak layak dikonsumsi. Menurut Tekson, dirinya bersama tokoh masyarakat warga transmigrasi pada akhir 2010 sudah mengusulkan pengadaan fasilitas air bersih pada Dinas Kesehatan Pulang Pisau melalui program Community Water Service and Health Project (CWHSHP) Kementerian Kesehatan, namun hingga kini belum teralisasi.
Tekson juga berharap kepada warga untuk bersabar. "Semoga tahun ini masalah air bersih dapat diatasi," harapnya. Sementara Kepala Dinas Sosial dan Transmigrasi Pulang Pisau, H Suhaimi melalui Kepala Bidang Transmigrasi Sumitro mengakui jika sumber air di lokasi transmigrasi hanya mengandalkan sumur bor yang hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Sedangkan untuk diminum tidak layak.
"Warga menampung air hujan untuk diminum. Untuk fasilitas lain sudah lengkap seperti Rumah ibadah, Puskesmas Pembantu, Sekolah dan sarana prasarana lainnya," ungkapnya. (DeTAK-dhanny)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar