DeTAK PERISTIWA EDISI 171
KOTAWARINGIN TIMUR-Akhir Juni 2010 lalu masih terbayang dalam ingatan, korban seorang gadis, warga Desa Bagendang Hilir tewas dimangsa ganasnya buaya. Kini buaya mentaya lagi-lagi mengganas.
LOKASI KEJADIAN-Fauji (42) menunjukkan lokasi kejadian tempat dimana ia mencuci pakaian lalu disambar buaya. Foto: Umar |
Pekan lalu reftil raksasa pemakan daging itu memangsa lagi seorang warga.
Korban, Fauji (42), Warga Desa Jaya Karet Rt 4, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Samuda, Kabupaten Kotawaringin Timur, saat itu asyik mencuci pakaian di bibir aliran sungai, tepatnya di anak tangga jembatan panggung sisi Sungai Mentaya sekitar tempat tinggalnya.
Tak dinanya, tiba-tiba reftil predator langsung menyambar Fauji hingga terseret di kedalaman air sungai. Korban sempat berontak melakukan perlawanan dengan menusukan tangannya ke bola mata buaya itu, sehingga hewan ganas itu kebirit kesakitan dan melepaskan gigitannya.
Informasi yang dihimpun DeTAK di lapangan menyebutkan, kronologis kejadian bermula ketika korban melakukan aktivitas hariannya ke bibir sungai.
Pagi itu Fauji usai sholat subuh, berbagi tugas dengan isterinya. Ia yang mencuci pakaian sebanyak dua buah ember yang akan dibilas di sungai karena sebelumnya pakaian sudah dicuci di mesin.
“Aku mengucak tapasan (membersihkan-red) baru selesai satu ember. Sedang satu embernya lagi saat asyik menaruhkan pakaian ke air, tiba-tiba terkaman buaya datang mendadak mengenai tangan kiri saya. Aku terpental ke air sungai itu. Sekuat tenaga saya menahan tarikannya, tapi tak kuat menahan hingga saya terseret ke tengah sungai,” ujarnya.
Ketika sampai di kedalaman air sungai, cerita Fauji, buaya itu langsung membanting (menghempas–red) dirinya sebanyak satu kali. "Aku termakan air sempat lemas. Kala itu ada bisikan ditelinga “Tusuk matanya, tusuk matanya, sebanyak dua kali terdengar,” ungkapnya.
Buaya yang menggonggong lengan kiri tak mungkin bisa terlepas karena gigitannya sangat kuat. Mendengar perintah bisikan itu, kata Fauji, dirinya langsung meraba lengan kiri yang ditelan buaya itu dengan perlahan hingga sampai pada benjolan kepala buaya itu.
"Aku langsung menekan benjolan, karena yakin itu bola mata buaya dengan sekuat-kuatnya menggunakan ibu jari. Gigitan buaya yang sangat kuat di tangan kirinya akhirnya terlepas. Dan kemudian saya pun, berusaha naik ke permukaan air untuk segera mencari nafas . Dan setelah itu langsung menyelamatkan diri berenang ke pinggir," lanjutnya.
Fauji mengatakan, dirinya dibawa buaya sekitar sepuluhan meter ke tengah sungai dan diseret ke dalam air sedalam empat meter. Sedangkan tangan yang kena gigitan rompal sebanyak tiga mata luka.
H Ramli, tokoh masyarakat setempat membenarkan warganya di sambar buaya. ”Warga sekitar lokasi kejadian menjadi resah dan khawatir kalau jadi sasaran korban susulan. Mereka enggan beraktivitas di bibir Sungai Mentaya,” ujar Ramli.
Kini, terang Ramli, warga melakukan pemancingan terhadap buaya ganas itu.” Pemasangan alat pancing mulai Jumat(8/4) pagi hingga senin(11/4), tapi buaya ogah menyambar umpan itik,”sebutnya.
Sementara, perwakilan dari BKSDA Sampit telah datang kelokasi kejadian pada Senin sore , menemui sejumlah tokoh masyarakat setempat. Mereka sekaligus memberikan penyuluhan kepada warga sekitar, agar tidak membunuh binatang tersebut. (DeTAK-umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar