DeTAK ANJANGSANA EDISI 145
Dewiyana, SH M.Hum |
PALANGKA RAYA, DeTAK - Minat membaca masyarakat umum maupun pelajar di Kota Palangka Raya sebenarnya cukup tinggi. Sayangnya, fasilitas yang memadai untuk mendukung minat baca itu belum tersedia. Di perpustakaan milik Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, misalnya, fasilitas yang ada sangat minim. Perpustakaan itu hanya memiliki satu ruang baca dengan empat rak buku. Ruangannya pun tak seberapa luas.
"Ruangan ini hanya mampu menampung empat orang pembaca. Sementara yang berkunjung setiap hari antara sembilan dan 10 orang," ungkap Kepala Kantor Pengolahan Data Elektronik (PDE) Pengarsipan dan Perpustakaan Dewiyana, Selasa pekan lalu.
Tak hanya ruangan yang minim, tapi dari segi koleksi juga relatif kurang. Koleksi buku yang dimiliki hanya 4.344 buah. Padahal, layaknya sebuah perpustakaan idealnya minimal memiliki koleksi buku sejumlah 7.000 buku.
"Diantara koleksi buku itu, ada juga bantuan dari perbankan, seperti Bank Danamon dan BPK. Kami sudah usulkan ke Perpustakaan Nasional tambahan buku-buku," kata Dewiyana.
Perpustakaan itu, juga tak memiliki pustakawan akibat tidak adanya pelamar dengan kualifikasi pendidikan seperti itu. Kalau anggaran, jangan ditanya lagi, Dewiyana mengatakan, dukungan anggaran tidak mencukupi. Padahal, mereka harus melatih pengelola perpustakaan di 24 kelurahan se-Palangka Raya.
Hebatnya, ditengah minimnya anggaran pengelolaan maupun operasional, kata Dewiyana, pihaknya masih membantu buku-buku dan rak perpustakaan pada sembilan kelurahan di lokasi PM2L.
Rinciannya, di Kelurahan Danau Tundai sebanyak 1.043 buku dan dua rak perpustakaan, Kelurahan Tanjung Pinang 1.043 buku dan dua rak perpustakaan, Tumbang Rungan 1.043 buku dan dua rak perpustakaan, dan Mungku Baru, 1.043 buku dan dua rak perpustakaan.
Kemudian di Kelurahan Gaung Baru 1.043 buku dan dua rak perpustakaan, Kanarakan 1.043 buku dan dua rak perpustakaan, Petuk Ketimpun satu rak Perpustakaan, Marang satu rak perpustakaan, dan Kelurahan Panjehang satu rak perpustakaan. Sedangkan di lima kelurahan lainnya, seperti Bukit Sua, Tanjunmg Pinang, Tumbang Rungan, Mungku Baru, Gaung Baru dan Kanarakan masing-masing mendapat satu lemari arsip,
juknis, booklet, leafplet, almanak dan poster.
"Kita sudah usulkan supaya setiap kelurahan membangunan semacam rumah-rumah perpusatakan di 2011 nanti," papar Dewiyana pada ekspose hasil pembangunan yang dicapai pihaknya.
Diakuinya, dengan dua unit mobil pintar bantuan dari Ibu Negara, pihaknya berupaya maksimal dengan mendatangi sekolah, pondok pesantren dan warga masyarakat lainnya.
"Sekali jalan mobil pintar itu menghabiskan anggaran Rp600 ribu per hari dengan pelayanan selama dua jam," bebernya.
Sementara bagi lokasi-lokasi yang tidak terjangkau, lanjut Dewiyana, pihaknya saat ini tengah mengusulkan sepeda motor pintar dan kapal khusus pesiar perpustakaan.
"Ini untuk menjangkau lokasi-lokasi terpencil yang tidak bisa ditembus mobil pintar. Kalau kapal khusus pesiar perpustakaan taksiran harganya mencapai Rp360 juta," sambungnya. (DeTAK-rickover)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar