DeTAK DAERAH - Pembangunan Bandara Baru Muara Teweh Sudah Telan Biaya Rp110,3 Miliar

DeTAK EDISI 138

MUARA TEWEH, DeTAK-Tekad Pemerintah Kabupaten Berito Utara (Barut) terutama Bupatinya Ir.H. Achmad Yuliansyah,MM yang didukung seluruh jajarannya untuk membangun bandar udara bertaraf nasional sungguh sangat kuat sekali. Karena itu, pembangunan yang dimulai tahun 2008 dengan tahap awal pembebasan lahan tersebut ditargetkan akan rampung dan bisa digunakan pada tahun 2012 nanti. Alasan pembangunan bandar udara yang baru itu, karena lokasi bandara “Beringin” yang ada sekarang sudah tidak bisa dikembangkan lagi sebab sudah berada di tengah pemukiman penduduk.


Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Barito Utara Drs.Tenggara,MM menjelaskan proses pembangunan bandara baru ini dimulai dengan pembebasan lahan seluas 160 hektar dengan biaya sekitar Rp9 miliar dari APBD Barut tahun 2008. Lokasi bandara baru tersebut, jelas Tenggara, sekitar 18 kilometer dari pusat kota Muara Teweh, ibukota Barito Utara, menuju arah Banjarmasin tepatnya di Desa Trinsing, kecamatan Teweh Tengah. “Desa yang berdekatan dengan bandara tersebut yakni Desa Trinsing itu sendiri dan Desa Hajak, tentunya nanti keberadaan bandara baru ini akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat secara alami. Karena nanti akan muncul warung makan dan minum, toko souvenir dan lain sebagainya,” ujar Tenggara ketika ditemui DeTAK di ruang kerjanya, baru-baru ini.



APBD Barut dan APBN


Lebih jauh, Tenggara menjelaskan hingga tahun anggaran 2010 ini, pembiayaan untuk pembangunan bandara ini berasal dari APBD Kabupaten Barito Utara dan dari APBN dengan jumlahnya sudah mencapai Rp110,3 miliar, termasuk di dalamnya untuk pembebasan lahan sekitar Rp9 miiar. Sejauh ini, katanya, masih belum ada bantuan dari APBD Provinsi Kalteng, mudah-mudahan tahun-tahun mendatang ada kucuran dari provinsi.


Secara rinci Tenggara menjelaskan, biaya pembangunan tahap I TA.2009 terdiri dari bantuan APBN Rp49 miliar, dari APBD Barut untuk pembangunan sisi udara Rp800 juta dan untuk Amdal Rp250 juta. Untuk tahap II TA.2010 berasal dari APBN Rp50 miliar, sedangkan dari APBD Barut untuk pembangunan sisi darat Rp750 juta, sedangkan untuk lanjutan Amdal Rp500 juta.


Dijelaskan Tenggara pembangunan bandara baru dilakukan secara bertahap, untuk fasilitas sisi udara diantaranya meliputi, landasan pacu, landasan penghubung, landasan parkir, strip landasan, bahu landasan, dan lain-lain. Sedangkan pembangunan fasilitas sisi darat, katanya, meliputi terminal penumpang, terminal VIP, parkir mobil penumpang, pool taksi, parkir bus, parkir motor, kantin dan toilet umum, parkir karyawan terminal, area pengembangan bandara, pos jaga, area pintu tol bandara, kantor keamanan, aula/gedung serbaguna, parkir karyawan dan lapangan upacara, kantor adminstrasi, kantor operasi, menara pengawas, bangunan PKP – PK, bangunan klinik/P3K, bangunan Catu Daya, rumah pompa, bengkel, bangunan pemelihara bandara, kantor meteorolgi, taman meteo, area instansi kenbandarudaraan, area pengolahan limbah, area pembakaran sampah, kantin karyawan, fasilitas ibadah, area rumah dinas dan fasiitas olahraga, parkir GSE, area bangunan katering/jasaboga, area terminal kargo dan area DPPU atau bahan bakar. “Untuk tahun 2010 ini mulai dilaksanakan pembangunan fasilitas sisi daratnya,” ujar Tenggara seraya berharap semoga berjalan dengan lancar serta target 2012 bisa tercapai. (DeTAK – syaifudin HM)

1 komentar:

  1. Pembangunan bandara harus dilaksanakan dengan serius, mengingat dana yang dikucurkan lumayan besar. Diharapkan bandara taraf nasional ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat embarkasi haji menuju tanah suci.

    BalasHapus